USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL SNOWBALL
THROWING PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII C SMP PGRI 01 PAKISAJI
OLEH
EVI RAHMAWATI
NPM 100401060115
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Permasalahan
Pembelajaran
sebagai salah satu komponen kurikulum merupakan aktivitas yang terjadi di dalam
kelas dan tidak terlepas dari peran guru. Oleh sebab itu keberhasilan kegiatan
belajar siswa merupakan tanggung jawab guru. Adapun tanggung jawab guru
diantaranya mengatur, mengarahkan, dan menciptakan
suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di kelas
sehingga dapat tercipta proses belajar yang efektif. Untuk menunjang hal di
atas, diperlukan pemilihan metode belajar yang tepat dan sesuai dengan materi
atau konsep yang akan diajarkan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidik
hendaknya dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran
dan karakteristik siswa. Pemilihan model yang tepat akan membuat siswa lebih
aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Keaktifan ini akan membuat anak lebih
memaknai suatu materi yang dibahas dan akan membuat prestasi siswa meningkat.
Seperti kasus di SMP PGRI 01 Pakisaji. Dari hasil observasi yang
dilakukan peneliti, peneliti
mengetahui bahwa nilai matematika siswa kelas VIII C masih terbilang
sangat memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai tugas dan ulangan harian,
dari 29 siswa hanya 10 siswa yang memenuhi KKM sekolah yaitu 75.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa adalah sebagai
berikut: (1) siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit sehingga
mereka kurang tertarik untuk mempelajarinya, (2) dalam menyajikan pelajaran
guru menggunakan metode ceramah, sehingga siswa sulit untuk mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya, (3) proses belajar-mengajar
terlalu terpusat pada guru.
Dari permasalahan
tersebut, peneliti mencoba untuk memberikan suatu cara agar proses pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas bisa lebih efektif. Peneliti memilih kelas VIII
C sebagai kelas yang akan
diteliti dengan pemberian model pembelajaran yang tepat dengan harapan siswa
nantinya bisa memahami materi yang telah diajarkan guru.
Salah satu model pembelajaran yang tepat
menurut Kisworo (dalam Astutik, 2010:15) adalah model pembelajaran snowball throwing. Snowball throwing merupakan suatu metode pembelajaran
yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk
mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang
dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing
siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Selain itu, beberapa hasil penelitian sebelumnya
yang menggunakan model snowball throwing sangat
memuaskan. Penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut, (1) penelitian yang
dilakukan oleh Sahru Wardi, dari hasil penelitian yang dilakukan, penerapan
model snowball throwing dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa SMA Islam Ma’arif. (2) penelitian yang
dilakukan oleh Athourrahman menunjukkan bahwa penerapan model snowball throwing dapat meningkatkan
hasil belajar siswa SMP Ma’arif
02 Malang.
Dari masalah diatas, maka peneliti
terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul : “Penerapan
pembelajaran kooperatif model snowball throwing untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi lingkaran kelas VIII C di SMP PGRI 01 Pakisaji”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
paparan permasalahan di atas, maka penelitian ini difokuskan pada bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif
model snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
lingkaran kelas VIII C di SMP PGRI 01 Pakisaji?
C. Tujuan yang akan dicapai
Tujuan yang akan dicapai pada
penelitian ini adalah menghasilkan deskripsi penerapan pembelajaran kooperatif model snowball throwing untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi lingkaran kelas VIII C di SMP PGRI
01 Pakisaji?
D. Manfaat yang diharapkan
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan peneliti dengan
rincian sebagai berikut
1. Siswa
a. Memotivasi
siswa agar mampu meningkatkan hasil belajarnya
b. Dengan menggunakan model snowball throwing siswa lebih berpartisipasi
aktif
dalam kegiatan
belajar.
c.
Meningkatkan hasil belajar siswa dalam kompetensi lingkaran.
2. Guru
Penelitian ini sebagai informasi
bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar sehingga
diharapkan digunakan sebagai refrensi dalam merancang pembelajaran pada materi lingkaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Slavin
mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran yang terpusat pada kegiatan siswa untuk belajar kelompok,
saling menyumbangkan pikiran, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil
belajar baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan Cohen berpendapat bahwa
pembelajaran kooperatif meliputi belajar berkolaborasi (Collaborative
Learning), belajar secara kelompok (Cooperatif Learning) dan kerja kelompok
(Grup work), juga menunjukkan ciri sosiologis yaitu penekannya pada aspek
tugas-tugas kolektif yang harus dikerjakan secara bersama dalam kelompok dan
pendelegasian wewenang (authority) dari guru kepada siswa (Asma, 2006: 11).
Pembelajaran kooperatif menekakankan siswa untuk belajar bersama-sama dalam
kelompok-kelompok kecil, dan saling membantu sama lain. Semua siswa dalam kelas
dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dengan kompetensi dan
kemampuan yang heterogen. Keheterogenan dalam kelompok diharapkan dapat melatih
siswa dalam menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan teman yang
mempunyai latar belakang yang beragam.
Pengembangan pembelajaran kooperatif bertujuan untuk
(1) pencapaian hasil belajar, (2) penerimaan terhadap keragaman, dan (3)
pengembangan keterampilan sosial (Asma, 2006: 13).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran kooperatif adalah (1) kelas dibagi atas
kelompok-kelompok kecil dengan anggota kelompok berkemampuan akademik yang
bervariasi, serta memperhatikan jenis kelamin dan etnis, (2) siswa bekerja sama
dan saling membantu dalam kelompoknya untuk menguasai materi pelajaran, dan (3)
sistem penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
B. Model Snowball Throwing
Pengertian model
Snowball Throwing
berasal dari Snowball artinya bola salju sedangkan Throwing artinya melempar, jadi Snowball Throwing artinya pembelajaran
kooperatif dengan cara melempar soal yang dibentuk menjadi bola salju. Menurut
Kisworo (dalam Astutik, 2010:15), snowball throwing yaitu suatu metode pembelajaran
yang pelaksanaannya dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk
mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang
dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang
masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Adapun
langkah-langkah pembelajaran Snowball
Throwing adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
- Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
- Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
- Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
- Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
- Evaluasi.
- Penutup.
C. Kelebihan dan Kelemahan dari Model Snowball
Throwing
Adapun
kelebihan dari metode pembelajaran snowball
throwing adalah: (1) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam
menemukan pemecahan suatu masalah, (2) melatih kesiapan dan berfikir siswa, (3) siswa akan memahami makna
tanggung jawab, (4) dapat
menumbuhkan sikap-sikap positif dalam diri siswa, (5) siswa akan lebih bisa
menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan
intelegensia.
Sedangkan
kelemahannya adalah: (1) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain, (2)
pengetahuannya tidak luas karena hanya berada pada pengetahuan sekitar siswa, (3)
terciptanya suasana kelas yang kurang kondusif.
D. Materi (Lingkaran)
1.
Pengertian Lingkaran dan Unsur – unsurnya
Syamsul Junaidi dkk (2006:166) mengatakan
bahwa : “Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama
terhadap suatu titik tertentu pada bidang datar. Titik tertentu itu disebut
pusat lingkaran dan jaraknya disebut jari-jari lingkaran”.
Unsur-unsur
lingkaran antara lain : jari-jari, busur, tali busur, apothema, diameter,
tembereng, dan juring.
O =
Pusat lingkaran
d = AB
= Diameter lingkaran
r = AO
= OB = jari-jari lingkaran
BG =
Busur lingkaran
PQ =
Tali busur PQ
OD =
Apotema
Daerah
EFH = Tembereng, Daerah OBG = Juring
Ø Pusat
lingkaran adalah suatu titik yang berjarak sama dari setiap titik-titik pada
lingkaran
Ø Diameter
adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik yang berbeda pada lingkaran dan
melalui pusat lingkaran.
Jari-jari lingkaran adalah panjang ruas garis dan pusat
lingkaran ke busur lingkaran.
Ø Tali busur
adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran yang melalui
titik pusat lingkaran.
Ø Tembereng
adalah daerah lingkaran yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan busur pada
tali busur tersebut.
Ø Juring atau
Sektor adalah daerah lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari dan sebuah
busur.
Ø Apotema
adalah ruas garis yang ditarik dari pusat lingkaran dan tegak lurus tali busur.
2.
Keliling dan Luas Lingkaran
a.
Keliling Lingkaran
Perbandingan keliling dengan
diameter adalah π atau π =
.
Jadi,
untuk diameter d atau jari-jari r.
Keliling Lingkaran = π x diameter
= π x d
Karena d = 2 x r, dapat pula ditulis
Keliling Lingkaran = π x d
= π x 2 x r
= 2.π.r
b.
Luas Lingkaran
Mencari
luas lingkaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Membuat lingkaran yang panjang jari-jari 10 cm.
2.
Membagi lingkaran menjadi dua bagian yang sama degan cara
membuat
3.
diameter dan membuat warna yang berbeda.
4.
Membagi lingkaran menjadi juring-juring dengan besar sudut pusat
masingmasing 30°.
5.
Membagi salah satu juring menjadi dua bagian yang sama.
6.
Menggunting lingkaran tersebut sesuai dengan juring-juring yang
terjadi
7.
Meletakkan potongan-potongan dari juring-juring tersebut secara
berdampingan.
Jika
juring-juring lingkarannya memiliki sudut pusat semakin kecil misal 15°,10°,15°
dan seterusnya, maka bangun yang terjadi sangat mendekati bentuk persegi
panjang dengan panjang = kali panjang lingkaran dan lebar jari-jari lingkaran.
Sehingga,
Luas Lingkaran = Luas persegi panjang yang terjadi
= Panjang x Lebar
= πr x r
= π . r2
Karena r =
d , maka L = π r2 jika
dinyatakan dalam d maka rumus luas lingkaran adalah
L = π (
.d)2,
sebab r =
.d maka
L =
.π.d2
c.
Hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring
Titik
O disebut pusat lingkaran
OA =
OB disebut jari-jari lingkaran
Jadi
sudut pusat adalah sudut yang dibentuk oleh dua jari-jari lingkaran sudut pusat,
busur dan juring mempunyai hubungan perbandingan senilai
Berarti :
Panjang
Busur AB =
X Keliling Lingkaran
=
X 2.
π. r
Luas
Juring =
X Luas Lingkaran
=
X π.r2
d.
Sudut Pusat dan Sudut keliling
< AOC disebut sudut pusat
Karena
titik sudutnya merupakan titik pusat lingkaran. Sudut ABC disebut sudut
keliling karena titik sudutnya terletak pada keliling lingkaran. Besar sudut
pusat sebuah lingkaran adalah dua kali sudut kelilingnya. Jika kedua sudut
tersebut menghadap busur yang sama berarti :
< AOC = 2 x <ABC
Setiap
sudut keliling yang menghadap busur setengah lingkaran atau menghadap diameter
lingkaran adalah sudut siku-siku, berarti :
<
ABC = 90˚
E.
Hasil Belajar
Hasil belajar biasanya diacukan pada
tercapainya tujuan belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan
Mujiono (2006:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu intreraksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak
proses belajar. Dalam hal ini Gagne (dalam Uno, 2009:210) menyebutkan hasil
belajar siswa dapat dilihat dari lima kategori, yaitu keterampilan intelektual
(intellectual skills), informasi
verbal (verbal information), strategi
kognitif (cognitive strategies),
keterampilan motorik (motor skills),
dan sikap (attitudes).
Sementara itu, Bloom dalam taksonominya
terhadap hasil belajar (Taksonomi Bloom) mengkategorikan hasil belajar pada
tiga ranah, yaitu (1) ranah kognitif, (2) ranah afektif, dan (3) ranah
psikomotor. Kawasan kognitif mengacu pada respon intelektual, seperti
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah
afektif mengacu pada respon sikap, sedangkan ranah psikomotor berhubungan
dengan perbuatan fisik (Uno, 2009: 211).
Berdasarkan berbagai pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat pengetahuan yang dicapai
siswa terhadap materi yang diteerima disaat atau setelah mengikuti proses
belajar mengajar yang diperoleh dari hasil tes. Hal sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Ahmadi (1984:35) bahwa hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan
prestasi belajar siswa yang dilihat pada setiap mengikuti tes (dalam Dimyati dan Mudjiono. 2006).
F.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing pada Pokok Bahasan Lingkaran
Kegiatan pada model snowball throwing dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut.
1.
Kegiatan awal
Kegiatan yang dilakukan yaitu
dengan menkrontruksi konsep oleh siswa dengan bimbingan guru. Dalam
mengkonstruksi konsep tersebut dapat dilakukan dengan memanipulasi benda
kongkrit. Dengan demikian tercapainya
pemahaman pada tahap belajar konsep melalui aktivitas-aktivitas yang
menggunakan benda kongkrit. Adapun aktifitas yang dilakukan peneliti yaitu memfasilitasi
siswa mengenai materi lingkaran.
Serta dalam kegiatan ini peneliti juga member acuan pembelajaran dengan member
langkah-langkah pembelajaran menggunakan model snowball throwing.
2.
Kegiatan inti
Adapun yang difokuskan dalam
kegiatan ini berupa:
a)
Pengorganisasian masalah, dalam
hal ini pembelajaran dilakukan dengan mengaitkan permasalahn yang ada disekitar
siswa dengan materi pelajaran. Yang nantinya masalah tersebut dakan
didiskusikan dalam kelompok.
b)
Mengarahkan dalam membuat dan
memecahkan masalah sesuai dengan materi yang dibahas. Hal ini sesuai dengan
model snowball throwing yang
menekankan pada tahap pembuatan masalah/soal, yang nantinya soal tersebut
dilempar kepada kelompok yang lain.
c)
Membimbing kerja siswa dalam
kelompok. Hal ini difokuskan pada keaktifan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain itu, kegiatan yang dilakukan antara lain mengamati,
membimbing, dan mengarahkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
d)
Penyajian hasil kerja.
3.
Kegiatan penutup
Dalam kegiatan ini, hal yang
dilakukan antara lain melakuakan evaluasi terhadap penyajian hasil kerja
masing-masing kelompok serta membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan yang digunakan
Dalam penelitian
ini peneliti
bertindak sebagai instrumen utama karena karena di samping sebagai pengumpul
data dan penganalisis data, peneliti juga terlibat langsung pada proses
penelitian. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam setting alami, yaitu data
hasil penelitian akan dipaparkan sesuai dengan kejadian pada saat penelitian.
Sehingga hasil penelitian ini berupa data deskriptif yaitu uraian kegiatan
pembelajaran tentang materi lingkaran.
Selain itu, permasalahan dalam penelitian ini dibatasi seperti subjek yang
digunakan yaitu siswa kelas VIII C
dan pokok bahasan yang digunakan adalah lingkaran. Berdasarkan ciri-ciri pada
penelitian ini, maka Moleong (2006:6) menyatakan bahwa
penlitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Jenis penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena peneliti berada di sekolah
dari awal penelitian, menganalisis keadaan dan melihat kesenjangan, kemudian
merumuskan rencana tindakan dan ikut melaksanakan rencana tersebut, serta
memantaunya. Penelitian
tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: (a)
perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengumpulan data, dan (d) merefleksi. Dengan kata lain, penelitian
tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki
pembelajaran di kelas.
B. Jadwal Penelitian
Bulan
|
Bulan ke-1
|
Bulan ke-2
|
Bulan ke-3
|
|||||||||
Minggu ke-
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
Menyusun RPP dan LKS
|
||||||||||||
Menyusun lembar observasi dan lembar wawancara
|
||||||||||||
Pelaksanaan penelitian
|
||||||||||||
Penarikan kesimpulan dan penulisan laporan penelitian
|
C. Data dan Sumber Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya: (a) data hasil observasi aktivitas
guru, (b) data hasil observasi aktivitas siswa,
(c) lembar kerja siswa dalam snowball
throwing, (e) hasil
tes belajar siswa,
dan (d) catatan lapangan. Keseluruhan data yang diperoleh diambil dari sumber
siswa kelas VIII C SMP PGRI 01 Pakisaji sebagai obyek penelitian dan observer sebagai pengamat.
D. Prosedur Pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang sesuai
dengan data yang akan dikumpulkan maka perlu dilakukan teknik-teknik
pengumpulan: Adapun teknik yang dimaksud adalah
1.
Teknik observasi
Observasi adalah
proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat
situasi penelitian (Warsito, 2010:54). Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kegiatan observasi meliputi mengamati aktivitas peneliti dan aktivitas siswa.
2.
Teknik pelaksanaan model pembelajaran kooperatif snowball throwing
Lembar Kerja Siswa
berisi tentang materi lingkaran.
LKS ini akan diperbaiki
manakala masih ada hal-hal yang membingungkan siswa dalam mengerjakan
soal sehingga peneliti dapat memberikan bagaimana bantuan yang tepat
bagi siswa dalam mengerjakan soal.
E. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk
kepada pendapat Miles dan Huberman
(1992:18) yang meliputi:
1.
Reduksi data
Data yang diperoleh dilapangan merupakan data mentah yang
kemudian di reduksi dan di tata secara sistematis sehingga data yang di peroleh
dalam kondisi sesuai dengan penelitian.
2.
Penyajian data
Penyajian dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil
reduksi dengan cara menyusun sekumpulan
informasi yang telah diperoleh.informasi disini maksudnya adalah uraian dari
proses kegiatan pembelajaran.
3.
Penarikan
kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah untuk memberikan kesimpulan
terhadap hasil penafsiran dan evaluasi setelah data dibandingkan dengan
indikator yang telah ditetapkan.
F.
Kriteria Keberhasilan
Kriteria yang digunakan rincian berikut:
1.
Kriteria keberhasilan proses
Presentase nilai rata-rata dengan rumus :
Presentase nilai rata – rata (NR) =
Kriteria taraf
keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut :
75 % < NR ≤
100% = Sangat baik
50 % < NR ≤ 75%
= Baik
25% < NR ≤ 50%
= Cukup
0% < NR ≤ 25% =
Kurang Baik
2.
Kriteria keberhasilan belajar siswa
Adapun perhitungan persentase ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P = persentase siswa yang tuntas
n =
banyaknya siswa yang memenuhi KKM
N = banyaknya seluruh siswa satu kelas
3.
Kriteria hasil lembar aktivitas guru dan siswa
Kriteria
hasil lembar aktivitas guru dan siswa dikatakan sangat baik atau baik jika pembelajaran
dapat berjalan sesuia rencana yang disusun dan dapat mencapai kriterian yang di
inginkan. Dan hal – hal yang tidak memenuhi katagori baik akan dijadikan bahan
pertimbangan dalam merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Asma, Nur.
2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Astuti,
Eny Puji. 2008. Penerapan Metode
Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas X A MAN Malang I Tahun Pelajaran
2007/2008. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FKIP Unisma.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Junaidi, S , Dkk. 2006. Matematika Untuk SMP Kelas VIII. Surabaya : Glora Pratama.
Miles,M.B.
& Huberman,A.M. 1992. Analisis Data
Kualitatif: terjemahan oleh tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta:Universitas
Indonesia press.
Moleong, Lexy J. 2006. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slavin, Robert E.
2008. Cooperatif Learning, Teori, Riset, da, Praktek. Bandung: Nusa Media.
Universitas
Kanjuruhan Malang. 2006. Pedoman
Penulisan Skripsi. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.
Uno, Hamzah
B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan
Proses Belajara Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/02/hasil-belajar.html
(diakses pada tanggal 10 Juni 2013)
terimakasih
BalasHapuskiriman anda membantu saya menyelesaikan tugas,
makasi mbk evi buat reverensi adk tingktnya :)
BalasHapus